Genre: Romance, Gay, Boy x Boy
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ini hari pertamaku masuk kuliah.
Aku pergi ke kampus menggunakan mobilku. Sebenarnya, aku ingin pergi
menggunakan bus atau transportasi massal. Tapi paman Felix bersikeras bahwa aku
harus tau jalan – jalan tempat tinggalku. Aku menggunakan Navigasi untuk pergi
ke kampus. Kampusku cukup besar, kata paman kampusku fasilitasnya sudah
lengkap.
Aku berjalan ke ruang TU untuk
mengambil jadwalku. seorang wanita berambut merah ada di balik konter TU. “
maaf, Mrs, saya mahasiswa baru disini!, nama saya Mitch Carell,” ucapku
“oke, biar kuperiksa datamu dulu,”
ucap Mrs. Rose – aku melihat papan namanya –, “ oke, ini jadwalmu
“terima kasih Mrs. Rose,” ucapku
tersenyum kecil
‘’sama sama, ‘nak!’’ ucapnya ramah
Aku berjalan menuju ruang kuliah
pertamaku. Menurut tulisan di kertas kuliah akan mulai jam 09.30 dan sekarang
masih jam delapan lebih lima belas. Mungkin aku terlalu bersemangat untuk
kuliah hari pertamaku. Rencananya, aku
mau keliling sekitar kampus dulu, beradaptasi. Siapa tau aku dapat teman baru
atau bahkan sahabat. Akhir perjalananku aku menemukan kantin. Kantin terletak
diujung koridor ke lima dekat dengan ruangan kuliah pertamaku.
“Mitch,” teriak seseorang, aku
berbalik dan menemukan Scott berlari menyongsongku
“oh,hi Scott,” ucapku menyapa
“kau mau kemana?” tanyanya
“aku mau ke kantin, mau ikut?”
tawarku
“sure,” katanya singkat. Kami
berjalan beriringan menuju kantin. “mau makan apa?, biar aku yang pesan!” ucap
Scott
“fish and chips,” ucapku, “dan untuk
minumnya, jus papaya tanpa gula,”
“oke tunggu beberapa menit,” ia
berlari ke konter makanan.
15 menit kemudian ia
berjalan bersama Rachel. Aku melihatnya kerepotan dengan dua nampan. Aku
menyongsongnya dan mengambil nampanku.” Maaf sudah merepotkanmu, hi Rachel!”
ucapku
“hi, Mitch,” ucap Rachel
“ah, It’s OK, ayo duduk,” ucap Scott
Aku memakan fish and chipsku dengan
tenang. Sambil sesekali melirik handphoneku untuk me-googling
suatu hal yang tak penting. Scott dan Rachel masih bercakap hal yang aku tak
tahu.
“by the way, sekarang kau ada jam kuliah?”
Tanya scott
“um, nanti jam Sembilan,” ucapku,”
bersama Prof. Henderson,”
“bolehkan kalau aku lihat jadwalmu?”
ucap Rachel, aku menyerahkan lembar jadwal kuliahku ke Rachel.
“well, untuk hari senin hingga jumat
jadwal kita sama,” ucapnya
“oh, great, ngomong – ngomong udah
jam sembilan kurang sepuluh, lebih baik kita masuk sekarang, aku nggak mau
telat di hari pertamaku masuk kuliah,” ujarku
“oke, yuk,” ucap Rachel, ketika kami
tiba, ruangan kuliah masih sepi baru ada beberapa anak yang kelihatannya sangat
nerd. Tapi aku tak peduli. Aku duduk disamping Rachel dan Scott. Rachel sangat
pintar memilih tempat duduk. Prof. Henderson tiba cukup cepat, jam Sembilan
tepat ia sudah memulai materi kuliah.
**************
Kuliah selesai pukul 11.00 tepat, aku,
Scott dan Rachel keluar bersama. “oh, sorry guys, aku harus kerja jam ini,”
ucap Rachel
“kau bekerja, Rachel?” tanyaku
“iya aku kerja part-time, hanya
untuk memenuhi keuangan bulanan dan bayar uang kuliah,” ucapnya santai
“oke deh, selamat bekerja Rachel,”
ucapku, detik selanjutnya Rachel pergi. Aku dan Scott berjalan lagi dalam diam,
it’s awkward moment.
“so…,” ucap Scott mebuka
percakapan,” Kenapa kamu pilih sekolah disini?, bukankah diindonesia banyak
universitas yang bagus?”
“umm, sebenarnya aku ingin sekolah
di Indonesia tapi, aku kasihan lihat pamanku, di sendirian disini tanpa istri,
anak, dia disini Cuma sama maid – maid nya saja,” kataku
“memangnya ia tidak menikah?”
tanyanya
“dia gay, dia hidup sendiri karena
nenek dan kakek homophobia, dari 4 saudaranya hanya ayahku saja yang
menerimanya, jadi, ayahku membantunya dengan menjadikannya manager di
perusahaan cabang ayahku,” ucapku menceritakan tentang uncle Felix,”dan aku tak
tau mengapa ia tidak menikah dengan pacar prianya saja,” tambahku.
“kalu kamu sendiri?” Tanya Scott
lagi, “ sudah punya pacar?”
“belum,” jawabku
“kenapa?” ujarnya
“aku sama seperti pamanku, aku gay,
dan aku nggak tau aku belum punya pacar, mungkin menunggu saat yang tepat,”
jawabku jujur, tiba – tiba Scott berhenti,”kenapa, kamu homophobic?” tanyaku.
*Scott
POV*
“kenapa kamu homophobic?” Tanya
Mitch, dia gay? Thank god dia gay. Sebenarnya, aku punya crush dengannya sejak
pertama kali aku bertemu.
-FLASHBACK ON-
“200?” tawar pelangganku
“nope, 300 atau tidak!” ucapku
“okelah, 300, satu kilo gram?,”
Tanya pelanggan itu
“saya pastikan satu kilo gram, sir!
Itu dari Los Anthrax di Mexico,” ucapku
“ aku percaya padamu, jadi, deal,”
ucapnya
“deal,” jawabku singkat, kuserahkan
paket berbungkus kertas cokelat kepada orang
itu,”juka ada pesanan hubungi saya lagi, sir!” ucapku lagi
“oke pasti,” jawabnya, akupun
berlari dari tempat itu. Nah, itulah hidupku aku bisa makan, kuliah, punya
tempat tinggal dari pekerjaan itu. Aku tak tahu kapan aku memulai bisnis ini
atau, aku yang mulai lupa kapan aku terjun ke bidang ini. Yang penting ini
semua sudah mencukupi kebutuhanku selama ini.
Aku tiba disebuah taman dekat Lotus
Avenue. Disini tempatku biasa berdiam diri. Aku tak tahu mengapa, tapi aku rasa
aku punya feel yang kuat tentang taman ini. ada seseorang yang duduk di ayunan
taman ini. entah mengapa aku mendapat sesuatu yang berbeda dari orang itu. Aku melihat
masa depan, keindahan dan nafsu. Tapi rasa nafsu itu bisa ditepis dengan mudah.
‘’hei, kau baru ya disini? Aku tak pernah melihatmu sebelumnya?’’
sapaku, bukan awalan yang bagus.
‘’eh,
iya aku baru datang pagi ini,’’ jawabnya, sepertinya ia cukup ramah
‘’aku
Scott, Scott Hoying, kau?’’ ucapku memperkenalkan diri
“Mitch
Carell,’’ jawabnya, oh, Mitch aku rasa aku cinta padamu
-FLASHBACK OFF-
Dan mulai saat itu aku percaya aku
cinta pada Mitch. Aku tidak tahu mengapa, Ketika aku melihatnya seakan ada
ribuan rasa lucu dan aneh terasa di perutku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar